Jakarta - Pesta ijab kabul di Indonesia umumnya digelar dengan melalui prosesi watak atau secara nasional (tanpa prosesi adat). Dengan memakai rangkaian watak tersebut, resepsi ijab kabul yang digelar terasa sakral.
Tetapi kini, banyak pasangan muda yang ingin menggelar ijab kabul dengan tema unik dan tidak biasa. Misalnya saja pesta ala pengantin Jepang lengkap dengan kimono sebagai busana pengantin, atau pesta ala kerajaan menyerupai cerita-cerita di dalam negeri dongeng.
Jika para pengantin ingin menggelar pesta yang kreatif tersebut, bagaimana dengan para orangtua yang turut bersanding di pelaminan? Bagaimana pendapat mereka perihal hal ini?
Baca Juga:Â 30 Gaya Menggemaskan Fashionista Cilik Dunia
"Tetapi tak dipungkiri banyak juga yang masih ingin melangsungkan tradisi. Biasanya mereka akan melangsungkan dua kali pesta. Pertama, mereka akan menggelar pesta yang mengusung tradisi terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan tema unik yang biasanya tidak mengundang orang banyak," ungkapnya ketika diwawancara Wolipop melalui e-mail, Senin (11/4/2016).
Wanita yang berdomisili di Bali ini mengaku belum pernah bertemu dengan klien yang orangtuanya menolak untuk menggelar pesta ijab kabul unik. "Selama ini belum pernah ketemu yang kurang setuju. Kalau kepercayaan terhadap warna dan angka kadang masih ada, tapi orang renta zaman kini sudah sangat modern. Mereka kebanyakan mendukung," tambah perempuan 45 tahun itu.
Namun Michael William pernah berhadapan dengan orangtua yang kurang mendukung anak mereka menggelar ijab kabul unik itu. Pendiri sekaligus pemilik wedding organizer Finest Organizer itu pernah mendapat klien yang menggelar pesta ijab kabul terinspirasi dari anime serta budaya Jepang. Tetapi sang orangtua tampak kurang setuju.
"Menurut saya hal itu yakni pembicaraan yang harus didiskusikan secara baik-baik. Kalau mau dibilang win-win solution tidak bisa, agak sulit alasannya yakni perbedaan pendapatnya jauh. Menurut saya lebih baik orangtuanya mengalah," katanya ketika dihubungi Wolipop, Rabu (13/4/2016).