Aniota Blog - All about Japan

Informasi terlengkap seputar jepang meliputi industri, hiburan, ekonomi, politik, infotainment, idol, culture, pop culture, anime, manga, dll

Senin, 18 Mei 2020

Dongeng Jepang : Kisah Malang Burung Gereja Bisu, Dan Kakek Baik Hati


Kisah Malang Burung Gereja Bisu, dan kakek baik hati  


Zaman dahulu kala,
Hiduplah sepasang  kakek dan nenek yang tinggal bersama.
Suatu hari,
Ketika si kakek yang sedang mengambil rumput liar dihutan.
Sikakek menemukan seekor burung gereja yang sedang terluka.
“Kasian sekali” kata si kakek.
Sikakek baik hati kemudian membawa si burung gereja yang terluka itu kerumahnya.
Dirumah si kakek luka burung gereja  itu diobati.
Setelah beberapa lama akhirnya luka siburung gereja  sembuh sempurna.
Ketika sikakek sedang pergi, burung gereja  itu merasa lapar sehingga ia memakan  detergen cuci milik si nenek.

Si nenek yang marah karena detergennya dimakan oleh si burung  gereja itu kemudian memotong lidah burung gereja  dengan gunting.
Burung gereja  yang sudah tidak memiliki lidah itu tidak bisa berbicara dan pergi entah kemana.
Sikakek baik hati yang pulang kerumah tidak bisa menemukan burung gereja  itu dimanapun. Akhirnya si kakek bertanya pada si nenek.
Setelah mendengar alasan si burung gereja  pergi sikakek menangis sambil berkata,
“Kasian sekali dia”



Disuatu hari,
Ketika sikakek sedang mengambil rumput dihutan
Iya bertemu dengan burung gereja  yang terbang tepat didepannya.
“Hei apa kau burung gereja yang tempo hari ?”
“Si nenek ingin minta maaf padamu” kata si kakek
Kemudian Burung gereja itu  terbang mengitari si kakek.
“Eh, apakah kau ingin aku mengikutimu ? “kata sikakek menebak.
....
Sampailah sikakek di rumah para burung gereja.
Didepan si kakek disuguhi dengan dua peti yang satunya kecil dan yang satunya besar.
Burung gereja yang diselamatkan oleh sikakek kemudian mengitari kedua peti itu,
“Eh apa kalian mau memberikan  petinya untukku ? “ kata si kakek bertanya.

Kemudian sikakek berkata,
“Kalo petinya terlalu besar nanti susah dibawanya, aku ingin peti yang berukuran kecil saja”kata sikakek sambil berterima kasih kepada para burung gereja.
Kemudian sikakek membawa peti berukuran kecil pulang ketika dibuka ternyata didalamnya ada banyak sekali emas…
“Wah banyak sekali ini” kata sikakek dengan wajah bahagia.
 Sinenek yang berada dekat sikakek, merasa kesal lalu berkata,
“Kau ini bodoh sekali kalo saja kau membawa peti yang lebih besar tentu emasnya juga lebih banyak”
Dikeesokan harinya,
Ketika si kakek sedang mengambil rumput dihutan,

Si nenek dengan sembunyi-sembunyi mencari rumah burung gereja dan akhirnya ketemu.
Didalam rumah para burung gereja ternyata ada dua peti yang satu besar dan yang satunya kecil. Tentunya sinenek memilih peti yang berukuran besar.
“Hahaha… dengan begini semua emas adalah milikku”
Sinenek membuka peti ukuran besar disana.
Kemudian,

Yang keluar dari peti bukanlah emas melainkan monster-monster seperti ular besar, siluman dan lain-lain.
“Kumakan kau nenek serakah” kata monster monster itu.
Nenek serakah ketakutan dan lari terbirit-birit tetapi akhirnya ia dimakan oleh monsters-monster itu.
END
Pesan atau amanat yang bisa ambil dari cerita diatas adalah ketika kita bersukur apapun akan terasa nyaman sedangkan ketika kita serakah akan selalu berakibat buruk.
Tungguin artikel-artikel menarik lainnya di blog kami yang sederhana ini ^^.


Baca juga : Dongeng Jepang : Hekkoki Yome-san ,Menantu yang suka Kentut



Sumber :

Back To Top