Aniota Blog - All about Japan

Informasi terlengkap seputar jepang meliputi industri, hiburan, ekonomi, politik, infotainment, idol, culture, pop culture, anime, manga, dll

Sabtu, 21 Maret 2020

Dongeng Ubasuteyama, Tradisi Membuang Orang Tua Yang Telah Renta Di Hutan


Ubasute Yama
(Gunung Pembuangan Nenek)

image : ehonnavi.net

Zaman dahulu kala,
Hiduplah seorang kaisar yang sangat membenci lansia.
Disuatu hari, ada sebuah papan yang di pasang di tengah lapangan disana tertulis sebuah perintah yang berbunyi  “Buang semua lansia ke hutan”.
Seorang pemuda yang memiliki ibu yang sudah tua berkata,
“Kejam sekali, tidak mungkin aku tega melakukannya”
Si ibu menjawab,
“Semua lansia sudah tidak berguna sudahlah, buang aku juga ke hutan”
Pemuda itu berkata,
“Ibu .... aku tidak bisa melakukan hal kejam seperti itu” dengan muka yang sangat sedih.
Si ibu menimpali,
“Jika kau tidak membuangku ke hutan kau akan ditangkap oleh prajurit kaisar”
Akhirnya si pemuda terpaksa membawa ibunya ke arah hutan. Ketika perjalanan menuju hutan tangan si ibu terus mematahkan satu persatu ranting pohon dan membuangnya ke tanah.
"Ibu... apa yang sedang kau lakukan ?” tanya si anak.
“Ibu mematahkan ranting pohon sebagai pentunjuk arah jalan agar ketika kau pulang kau tidak akan tersesat”
Hati si pemuda sangat tersentuh “mana mungkin aku bisa meninggalkan ibuku di tengah hutan seperti ini” pikirnya dalam hati.
“Sudah tinggalkan aku di sekitar sini saja” kata si ibu.
“Tempat ini dingin ibu ... ayo kita cari tempat yang lebih hangat lagi” kata si pemuda khawatir ibunya kedinginan.
“Sudah... tidak apa-apa disini saja”
Si pemuda pada akhirnya memang tidak bisa membuang ibunya sendiri di hutan.
“Ibu ... hari ini salju akan turun lebih baik kita pulang saja, jika salju sudah reda aku akan mengantarkan mu lagi kesini”
Si pemuda menggendong ibunya dan kembali kerumah secara diam-diam dimalam hari. Kemudian ia menggali lantai rumahnya dan membuat sebuah lubang.
“Ibu... tolong sembunyi disini ... maaf membuatmu harus tidur ditempat seperti ini”
Ibunya menjawab,
“Disini lebih hangat di bandingkan di hutan, dan lagi aku senang bisa dekat dengan anakku sendiri. Terima kasih”
Kemudian, tak beberapa lama terjadi sesuatu yang gawat ditempat kaisar. Seorang laki-laki bertubuh besar datang ke tempat kaisar dengan membawa potongan kayu yang sangat besar ia berkata,
“Aku adalah pesuruh dari kaisar negri sebrang. Silahkan jawab mana bagian akar dan mana bagian yang akan tumbuh ranting dari sepotong kayu ini ?  besok aku akan  menagih jawabannya ?”
“Jika pertanyaan ini tidak bisa dijawab, prajurit dari kekaisaran negri sebrang akan menyerang negri ini” kata laki-laki besar itu dengan nada mengancam.
Tidak hanya kaisar seluruh orang yang ada di kerajaan sangatlah terkejut dan hal ini sudah tersebar luas di kalangan rakyat.
Si pemuda menceritakan tentang hal sedang di alami oleh kaisar kepada ibunya di lubang yang ia buat.
Ibunya menjawab,
“Mudah sekali .... tinggal jatuhkan saja sepotong kayu itu ke dalam air... jika ada bagian yang tenggelam pasti itu bagian  akar, karena akar sangat berat ,”
“Ibu kau hebat sekali. Terima kasih”
Keesokan harinya si pemuda pergi menemui sang kaisar untuk menyampaikan hal tersebut.
San kaisar setangah percaya dan tidak percaya melemparkan sepotong kayu itu ke kolam. Dan yang terjadi adalah bagian akar tenggelam dan bagian yang akan tumbuh ranting mengapung. Sang kaisar sangat senang melihat hal tersebut.
Setelah itu,
Sang kaisar menjawab pertanyaan dari pesuruh kaisar negri sebrang, kemudian muncul tantangan berikutnya.
Kemudian si pemuda kembali bertanya pada ibunya,
“Ibu ... ibu .... kali ini sang kaisar di suruh membuat tali yang terbuat dari abu aku sudah mencobanya tapi tidak bisa”
“Itu mudah sekali ... pertama-tama buatlah tali dengan menggunakan jerami, rendam kedalam air garam, setelah kering  tali itu sudah bisa dibakar” kata si ibu dengan mudahnya menjawab pertanyaan si pemuda.
Si pemuda kembali berkata,
“Ibu .... terima kasih banyak”
Si pemuda langsung menemui sang kaisar di istana. Kemudian ia memperlihatkan apa yang ia pelajari dari ibunya kepada semua orang di istana.  Hal itu berjalan dengan lancar dan sukses.
Sang kaisar berkata,
“Hebat ! hebat ! pasti negri sebrang akan terkejut dibuatnya !” kata sang kaisar sangat senang.
Setelah sang kaisar memperlihatkan tali dari abu kepada negri sebrang , kembali datang tantangan yang ke tiga kalinya.
Tantangan kali ini adalah memasukan benang ke dalam lubang yang berliku-liku di dalam sebuah bola. Jika hal ini tidak bisa dilakukan maka negri sebrang akan langsung menyerang negri milik sang kaisar.
Kemudian si pemuda di panggil oleh sang kaisar untuk kembali memecahkan tantangan  dari negri sebrang tersebut.  Si pemuda lekas pergi menemui ibunya yang berada didalam lubang dibawah lantai.
“Ibu.... tantangannya kembali ada”
Si ibu tersenyum dan dengan tenang menjawab semua pertanyaan anakanya.
Si pemuda lekas pergi ke tempat kaisar dan memberitahukan apa yang telah di ajarkan oleh ibunya agar benang itu bisa melewati lubang yang ada di bola tersebut.
“Masukan seekor semut  yang sudah diikat dengan benang di lubang ini kemudian di lubang keluar oleskan madu yang manis dengan begitu benang nya dengan mudah bisa melewati lubang di dalam bola”
 Si pemuda memasukan semut yang sudah diikat dengat benang di hadapan sang kaisar. Kemudian dengan mudah benang dan semut itu keluar dari lubang terakhir.
Dan sang kaisar kembali sangat senang melihat hal itu.
Setelah itu, bola dan benang didalamnya itu di kembalikan kepada kaisar dari negri sebrang. Akhirnya negri sebrang menyerah untuk menyerang negri sang kaisar karena mengetahui ada orang yang sangat jenius disana.
Sang kaisar sangatlah puas dengan hal yang dilakukan si pemuda dan berkata,
“luar biasa... luar biasa ... kau ini memecahkan tiga tantangan hanya sendiri... berkat kau negri ini terselamatkan... aku akan mengabulkan apapun permintaanmu”
Si pemuda menjawab,
“Tuan kaisar sebenarnya yang memecahkan tantangan itu bukanlah saya tapi ibu saya. Tuan kaisar menyuruh semua orang untuk membuang lansia ke dalam hutan tapi,  saya tidak bisa melakukan hal sekejam itu. Jadi saya menyembunyikan ibu saya di dalam lubang di bawah lantai rumah saya. Walaupun lansia tubuhnya sudah sangat lemah, tapi mereka memiliki pengetahuan lebih banyak daripada kita”
Setelah mendengar hal itu, sang kaisar sangat terkejut dan menyadari kesalahan yang ia buat selama ini.
Setelah itu,
Peraturan “Membuang lansia ke dalam hutan” di larang dan diganti menjadi “Istimewakanlah para lansia”
Semejak itu si pemuda di karuniai seorang istri dan anak dan hidup bahagia selamanya dengan ibunya.
END
Amanat
“Sayangilah orang tua kita walaupun mereka sudah tua”
“Jangan pernah meremehkan generasi leluhur”

Sedikit Penjelasan Mengenai Ubasuteyama
Ubasuteyama(姥捨て山/うばすてやま) adalah cerita rakyat Jepang tentang tradisi membuang orang tua yang sudah renta kehutan untuk mengurangi mulut yang harus diberi makan.

Baca juga : Dongeng Kikimimi Zukin - Tudung Kepala yang Bisa Mendengar
Sumber :




Back To Top