Saudagar Jerami
“Warashibe Choja”
Pada zaman dahulu kala,
Hiduplah seorang pemuda yang sangat miskin. Disuatu hari ia meminta kepada Dewa,
“Tolong ubah aku menjadi kaya”
Kemudian Sang Dewa berkata,
“Pulanglah dari kuil ini, kemudian benda pertama yang engkau pungut akan mengubahmu menjadi kaya”
Mendengar hal itu si pemuda sangat senang ia langsung berlari keluar kuil dengan sekuat tenaga akan tetapi, karena larinya terlalu kencang ia tersadung batu dan jatuh di tengah jalan. Ketika ia tersungkur tangannya tidak sengaja memungut sehelai jerami.
“Seperti yang dikatakan oleh Dewa benda yang pertama kali saya pungut akan mengubahku menjadi kaya, tapi aku tidak habis pikir bagaimana benda semacam jerami ini bisa mengubahku menjadi kaya” kata si perjaka ragu sambil berusaha kembali bangkit.
Sambil berjalan memperhatikan sehelai jerami tadi, tak disangka seekor lalat menghampirinya. Si perjaka mengikatkan jerami yang ia bawa ke lalat yang menghampirinya itu dan mulai memainkan si lalat.
Sambil berjalan memperhatikan sehelai jerami tadi, tak disangka seekor lalat menghampirinya. Si perjaka mengikatkan jerami yang ia bawa ke lalat yang menghampirinya itu dan mulai memainkan si lalat.
……
Ditengah perjalanan lewatlah sebuah gyusha (kereta yang ditarik oleh seeokor sapi) yang terlihat mewah. Didalam gyusha itu ada seorang anak perempuan yang menagis dengan kencangnya sambil berkata,
“Aaaa ! aku ingin lalat itu”
“Ini untukmu” kata si pemuda sambil menyodorkan lalat yang ia ikat dengan jerami itu ke anak perempuan yang menangis tadi. Si anak perempuan tadi berhenti menangis. Kemudian si pemuda itu medapatkan imbalan 3 buah jeruk dari orang tua anak perempuan itu.
“Sehelai jerami ku berubah menjadi jeruk” kata si pemuda sambil melihat jeruk yang baru ia dapat tadi.
……
Kemudian ketika ia berjalan menuju arah pulang ia bertemu dengan dua orang perempuan yang mengeluh kehausan.
“Nah... silahkan ambil jeruk ini sebagai pengganti air”
“Nah... silahkan ambil jeruk ini sebagai pengganti air”
Dua wanita tadi kemudian mengambil jeruk yang si pemuda sodorkan dan kembali segar. Lalu sebagai ucapan terima kasih mereka memperlihatkan kain-kain nan indah kepada si pemuda.
“Kali ini, jerukku berubah menjadi kain”
……
Ketika si pemuda berjalan sambil membawa kain yang ia melihat seorang laki-laki yang sedang menagis dan di sampingnya ada seeokor kuda yang tergeletak tidak berdaya.
“ Apa yang terjadi ? tanya si pemuda.
“Kuda ku tiba-tiba tidak bisa berjalan karena sakit. Padahal aku ada janji untuk menukar kuda ini dengan kain-kain indah di kota, jika hari ini aku tidak bisa mendapatkan kain-kain itu aku akan mendapat masalah” kata si laki-laki bercerita dengan muka muram.
“Kalau begitu, bagaimana jika aku tukar kain-kain ini dengan kuda milikmu” kata si pemuda sambil menyodorkan kain-kain cantik yang ia peroleh tadi.
Si laki-laki tersebut mengambil kain-kain si pemuda dan pulang dengan gembira.
Si pemuda memberikan air dan mengelap tubuh si kuda, sampai akhirnya si kuda sehat kembali. Jika dilihat lebih jelas ternyata kuda yang ia rawat itu adalah kuda yang sangat cantik.
“Kali ini kain-kainku berubah menjadi kuda yah” kata si pemuda.
……
Si perjaka kembali berjalan dengan membawa kuda yang baru ia peroleh tadi. Kali ini diperjalanannya ia menemui sebuah keluarga yang akan pindah rumah.
Lalu seorang lelaki pemilik rumah yang akan pindah itu melihat kuda si pemuda dan berkata,
“Karena kami akan pindah rumah kami memerlukan kuda untuk alat angkut barang, maukan anda menukar kuda itu dengan rumah dan ladang yang kami tinggalkan”
Si pemuda menukar kuda tersebut dengan rumah dan ladang yang sangat luas kemudian akhirnya ia menjadi seorang saudagar yang sangat kaya raya.
Si pemuda menjadi kaya hanya karena sehelai jerami, kemudian karena hal ini ia mempunyai sebutan “Saudagar jerami”.
END
Amanat
“Kebaikan akan selalu berbuah manis” seperti hal nya si pemuda yang terus berbuat baik kepada orang-orang tanpa memandang untung rugi. Oleh karena itu, Di akhir cerita ia mendapat sebuah keajaiban yang manis.
Segitu dulu yah cerita tentang Warashibe Chouja (わらしべ長者) semoga sifat terpuji dari Saudagar Jerami ini sanggup ditiru oleh kita.
Baca juga : Kisah Urashima Taro dan Seekor Kura-kura
Note :
Gyusha : sejenis kereta yang ditarik oleh seeokor sapi. Kanji 牛車 bisa dibaca ushi kuruma, gissha atau gyusha. Kereta ini bisa digunakan untuk mengakut barang atau manusia.
Sumber :