Kobutori Jiisan
“Kakek Pipi Benjol”
Zaman dahulu kala,
Hiduplah seorang kakek yang memiliki benjolan di sebelah kanan pipi nya. Benjolan di pipi si kakek sangat mengganggu dan setiap kali si kakek memotong kayu bejolan itu terus bergoyang-goyang.
Akan tetapi,
Akan tetapi,
Si kakek sama sekali tidak peduli dengan benjolan di pipinya itu. Ia ialah kakek yang sangat masbodoh.
Kemudian, Di desa yang sama kawasan si kakek tinggal hiduplah seorang kakek yang juga memiliki benjolan di sebelah kiri pipinya. Kakek yang satu ini sangat tidak nyaman dengan benjolan di pipi nya sehingga setiap hari ia terus murka-marah.
...
Disuatu hari,
Ketika si kakek cuek sedang mengambil kayu di tengah hutan, entah sejak kapan turun hujan rintik-rintik kemudian hujan itu lama-lama menjadi sangat deras.
“Aduh ! gawat , nanti aku sanggup masuk angin” kata si kakek sambil berlari ke arah pohon besar untuk berteduh.
Ketika si kakek menunggu hujan reda ia mulai mengantuk dan tanpa sadar tertidur disana. Walaupun hujan sudah berhenti, sinar bulan pun sudah muncul si kakek tetap tertidur disana dengan suara dengkurannya yang sangat keras.
Waktupun menjelang tengah malam,
Kemudian entah dari mana terdengar suara yang sangat bising di tengah hutan itu.
“Dari mana asal bunyi itu?” kata si kakek yang terbangun dari tidurnya.
Setelah si kakek menemukan sumber bunyi itu ia sangat terkejut.
“Hiyaaa..... ! Oni !
*Oni : sejenis siluman pemakan insan
Tidak bisa dipercaya oni yang tinggal ditengah hutan itu sedang menyanyi dan menari membentuk sebuah lingkaran.
♪Hi hii yaa..... Don don ...
♪ Hi hii yaa..... Don don ...
Suara para oni yang bernyanyi disana.
Baik oni yang berwarna merah, oni yang berwarna biru, oni yang berwarna hitam, oni bertubuh besar dan oni bertubuh kecil semuanya minum-minum, bernyayi dan menari disana.
Sikakek yang awalnya ketakutan tanpa sadar melupakan ketakutannya dan ikut menari.
Para oni yang ada disanapun sadar akan keberadaan si kakek.
“Wah ... terpelajar sekali kamu menari”
“Ooo... manusia kau hebat sekali” kata para oni disana melihat si kakek menari dengan pandainya. Lalu para oni itu mulai menari bersama dengan si kakek.
♪Hi hii yaa..... Don don ...
♪Hi hii yaa..... Don don ...
♪ Hi hii yaa..... Don don ...
Sikakek yang cuek dan para oni yang gembira tadi terus menari sampai lupa waktu.
Tidak beberapa usang langit dari arah timur mulai cerah mengambarkan pagi sudah tiba.
“Kukuruyukkk .... !”
“Yah... ayam sudah berkokok !”
Jika sudah pagi, para oni harus pulang ketempat tinggal mereka.
“Oi ! kakek ... malam ini datang lagi yah kita menari bersama lagi, kemudian aku pinjam dulu benjolan ini nanti malam jika kau datang aku kembalikan” kata bos oni sambil mengambil benjolan di pipi kanan si kakek.
Si kakek yang benjolannya diambil itu tanpa sadar memegangi pipi nya.
“Ooo... Benjolanya hilang !”
Benjolan itu hilang tanpa meninggalkan bekas lupa ataupun rasa sakit di pipi si kakek.
....
Ketika Sikakek yang wajahnya sudah bersih dari benjolan itu pulang ke desanya , kakek yang mempunyai benjolan di pipi kirinya terkejut dan berkata,
“Oi ! kemana benjolanmu ? bagaimana kau mengambilnya ?”
“Ahh bahu-membahu .....” si kakek menceritakan semua yang terjadi pada malam kemarin.
“Apa ? benjolanmu diambil oleh oni “
Si kakek yang masih memiliki benjolan sangat iri terhadap si kakek yang benjolannya sudah hilang.
.....
Si kakek yang masih memiliki benjolan memutuskan untuk pergi ke tengah hutan menemui para oni.
Tidak beberapa usang terdengar suara dari arah hutan,
♪Hi hii yaa..... Don don ...
♪ Hi hii yaa..... Don don ...
“Yosh... setelah aku menari bersama para oni itu benjolanku akan hilang”
Si kakek ini bermaksud menemui para oni yang sedang menari di tengah hutan akan tetapi, setelah melihat wajah para oni yang menyeramkan tubuhnya gemetaran dan kaki nya tidak dapat bergerak.
“Se... menyeramkan sekali”
Tapi jika aku tidak menari bersama para oni itu benjolan di pipi ku tidak akan hilang.
“Eiii ! ini semua demi menghilangkan benjolanku” kata si kakek menguatkan diri.
Kemudian ia dengan sekuat tenaga melompat ke arah para oni yang sedang berpesta. Para oni yang melihat si kakek terlihat sangat senang.
“Yosh ! kami sudah menunggumu dari tadi “
Tubuh si kakek yang tidak berhenti gemetaran tidak bisa menari dengan baik.
“Apa-apaan tarianmu itu !”
“Beda sekali dengan tarian malam kemarin ! “
Si kakek yang tidak pandai menari itu terus di ejek oleh para oni disana. Lalu bos oni yang sangat marah berkata,
“Hei ! kolot ... tidak berbakat... sesuai akad aku kembalikan lagi benjolan ini padamu, jangan pernah datang lagi kesini !”
Si bos oni itu menempelkan benjolan yang ia bawa di pipi sebelah kanan si kakek.
Kemudian si kakek yang mempunyai dua benjolan di sebelah kiri dan kanan nya pulang ke desa sambil menagis.
END
Amanat
“Jangan selalu iri terhadap orang lain dan terima diri kita apa adanya”
Yoshhh... gimana cerita hari ini seru kan panjang lagi ceritanya jikalau kalian punya request cerita atau dongeng Jepang lainnya dapat di tulis di kolom komentar dan terima kasih atas kunjungan di blog saya yang sederhana ini.
Baca juga : Saudagar Jerami, Warashibe Choja
Note :
Oni (鬼): ialah makhluk mitologi Jepang yang jahat besar lengan berkuasa dan menakutkan. Ia dipercaya dating dari dunia lain membawa peristiwa atau nasib baik.
Ilustrasinya seakan-akan dibawah,
Sumber :
http://hukumusume.com/douwa/pc/jap/01/08.htm
https://youtu.be/EyHzeJlFOhc