Aniota Blog - All about Japan

Informasi terlengkap seputar jepang meliputi industri, hiburan, ekonomi, politik, infotainment, idol, culture, pop culture, anime, manga, dll

Selasa, 26 Mei 2020

Dongeng Jepang : 3 Lembar Ofuda


Dongeng Jepang : 3 Lembar Ofuda*




Zaman dahulu kala hiduplah seorang kakek pendeta dan biksu kecil disebuah kuil yang berada dikaki gunung. Sibiksu kecil memohon kepada kakek pendeta supaya diizinkan memungut kacang kastanye di dalam hutan. 

Kakek pendeta berkata “ Sebenarnya Kamu boleh memungut kastanye didalam hutan tapi disana ada moster bernama Yamanba*, kamu tidak boleh pergi !”
“Yang namanya mosters Yamanba itu tidak ada, itu kan hanya cerita bohong” kata si biksu kecil tidak mau mendengarkan kakek pendeta.

Dengan berat hati kakek pendeta menginzinkan si biksu kecil pergi kehutan lalu berkata “Jika kamu mengalami kesulitan gunakanlah benda ini” kata si kakek pendeta sambil memberikan 3 Lembar Ofuda*.
Si biksu kecil sangat senang, Kemudian dengan terburu-buru dia mulai melangkah menuju hutan.

Karena ia terlalu fokus memungut kacang kastanye si biksu kecil tidak sadar beliau sudah terlalu jauh masuk kedalam hutan. Kemudian hari semakin gelap, dari arah dalam hutan terdengar suara Selamat siang, aku punya banyak kacang kastanyet yang besar loh” .
Sibiksu kecil gemetaran bukan main, dan berkata “Itu pasti Yamanba yang di ceritakan oleh kakek pendeta, harusnya aku tidak datang kemari”.



Tetapi ternyata pemilik suara itu bukan Yamanba melainkan seorang nenek yang sedang melintas. Dia berkata “ Hari ini menginaplah di rumah nenek, pulanglah nanti paginya, nenek punya banyak kacang kastanye dirumah loh” .








Kemudian si biksu kecil memutuskan menginap di rumah nenek tersebut. Ditengah malam, sibiksu kecil terbangun alasannya adalah mendengar suara-suara gila seakan-akan suara orang yang sedang mengasah sebuah pisau. Betapa terkejutnya si biksu kecil ketika melihat nenek yang baik hati tadi menjelma Yamanba si moster pemakan manusia.


“Aku ingin kecing ” kata sibiksu kecil
“Ya sudah kecinglah disini”Kata Yamanba.
Kemudian Yamanba mengikat tubuh sibiksu kecil dengan tali dan membawanya ke arah kamar mandi. Yamanba terus menunggu sibiksu kecil di depan pintu kamar mandi sambil berkata :
“Sudah selasai kecing nya ?”
“Sebentar lagi selesai” kata sibiksu kecil menjawab.
“Sudah selesai kecing nya ?”
“Sebentar lagi “kata si biksu kecil dengan jawaban yang sama.



Didalam kamar kecil sibiksu kecil mengeluarkan selembar Ofuda yang diberikan oleh kakek pendeta. Kemudian berkata “ Ofuda sebagai ganti diriku teruslah jawab pertanyaan Yamanba” kata sibiksu kecil sambil mengikatkan Ofuda dipinggir jendela”.
Yamanba kembali berkata “Sudah selasai kecing nya?”
“Sebentar lagi” kali ini yang menjawab bukan sibiksu kecil tapi selembar Ofuda.



“Akh, aku sudah tidak bisa menunggu lagi !” kata Yamanba kesal sambil menarik tali yang tadi ia ikatkan kepada si biksu kecil. Tetapi bukannya sibiksu kecil yang keluar malah kayu pinggiran jedela yang ia dapat.

Sibiksu kecil yang tadi melarikan diri ternyata sudah melewati hutan dan sudah sampai dilembah. Tetapi Yamanba tetap mengejarnya sampai lembah dan semakin dekat dengan sibiksu kecil.




Sibiksu kecil kemudian mengeluarkan lembar ke 3 Ofuda dan berteriak “ Ofuda jadilah lautan api”
Kemudian lautan api itu menghentikan langkah mosnter Yamanba, akan tetapi Yamanba mengeluarkan air dari mulutnya dan seketika api tersebut mati.

Ketika Yamanba sibuk mematikan api dengan air dari mulutnya, sibiksu kecil melarikan diri ke kuil milik kakek pendeta. 







Sibiksu kecil berkata “ Tuan kakek pendeta tolong buka pintunya !”
Kakek pendeta membuka pintu dan menyembunyikan si biksu kecil di kamar sebelahnya.




“Woy buka pintunya !” kata Yamanba sambil melangkah kedalam kuil.
Yang Yamanba temukan didalam kuil bukannya sibiksu kecil malahan si kakek pendeta.
“Cepat serahkan sibocah kecil itu !” kata Yamanba
“Sabar dulu sebelum aku serahkan si bocah kecil itu mari kita adu jurus” kata si kakek pendeta mengalihkan pembicaraan sambil memanggang daging dikompor.




Yamanba menuruti apa yang dikatakan oleh si kakek pendeta. Kemudian si kakek bertanya, “Bisakah kau menjadi besar ?”
“itu sangatlah gampang” kata Yamanba.
“Jadilah besar, Jadilah besar !” kata si kakek pendeta.
Seketika itu pula ukuran tubuh Yamanba berubah menjadi besar sampai mencapai langit-langit kuil.
“Wah luar biasa” kata sikakek pendeta memuji .



Kemudian si kakek pendeta berkata,
“Jadilah kecil, jadilah kecil, sekecil natto* !” setelah si kakek pendeta selesai bicara tubuh Yamanba pelan-pelan mengecil.
“ Mengecil, Mengecil”
“Mengecil, dan Mengecil”

Setelah Yamanba mengecil menjadi seukuran natto* si kakek pendeta memanggang nya kemudian melipat bagian tubuhnya dan terakhir si kakek pendeta memakan bulat-bulat moster Yamanba.
END


Hayo amanat apa yang bisa diambil cerita diatas ? ^_^ Yups
Amanat ceritanya adalah kita harus mendengarkan nasehat orang yang lebih tua dari kita dan satu lagi jangan mudah percaya dengan orang yang baru kita kenal yah walaupun orang itu terlihat sangat baik.

Sekian dulu ceritanya tunggu terus update artikel-artikel yang lainnya jangan lupa kritik dan saran nya karena saya masih harus banyak belajar. Terima kasih.


Baca juga : Dongeng Jepang : Perang Kepiting dan Monyet




Note :
Ofuda : Sejenis kertas jimat bertuliskan nama dewa atau nama kuil suci.
Yamanba : Moster dengan rambut blonde
Natto : Makanan tradisional Jepang yang terbuat dari biji kedelai 

Sumber ini saya terjemahkan dari :

https://youtu.be/Tneys2cLS50

Back To Top