Aniota Blog - All about Japan

Informasi terlengkap seputar jepang meliputi industri, hiburan, ekonomi, politik, infotainment, idol, culture, pop culture, anime, manga, dll

Senin, 11 Mei 2020

Dongeng Jepang : Gunung Kachi Kachi, Apa Yang Kita Tabur Itu Yang Akan Kita Tuai


Gunung Kachi-Kachi


Zkondusif dahulu kala,
Disuatu daerah hiduplah sepasang kakek nenek.
Kakek nenek ini ladangnya sering diacak-acak oleh seekor Tanuki. Oleh karena itu, si kakek memasang jebakan, Disuatu hari pada akhirnya si Tanuki terkena jebakan tersebut.
“Kamu telah berkali-kali mengacak-ngacak ladangku, lihat saja akanku ubah kau menjadi sup, dan langsung kumakan lahap-lahap” kata si kakek kesal.
Sikakek mengikat si Tanuki diatas tiang didepan rumahnya. Kemudian ia pergi ke ladang.
“Sakit, kumohon tolong aku, aku tidak akan lagi berbuat jahat lagi kumohon” kata si Tanuki terus berteriak minta tolong.
Si nenek yang berada dirumah merasa kasihan dan akhirnya melepaskan tali yang mengikat si Tanuki tersebut.
  “Kasian sekali’ kata si nenek
  Ketika tali dilepas si Tanuki  langsung mengamuk,dia       mencakar, memukul si nenek. Sampai si nenek mati   terbunuh.
  Akhirnya sikakek pulang kerumah,
  Si kakek sangat terjekut menemukan si nenek sudah     dalam keadaan tidak bernyawa.
 Ketika si kakek melihat kearah jendela, ia melihat     si Tanuki melarikan diri sambil berkata,
“ Rasakan itu !”sambil menjulurkan pengecap keluar.
 Si kakek yang merasa sedih terus menangisi kepergian si nenek, suatu ketika si kelinci datang mengunjungi rumah si kakek.
“Kakek, ada apa ?”
Tanpa jawaban dari si kakek , si kelinci marah sambil berteriak,
“Akan kuberi pelajaran si Tanuki jahat itu !”
Ke esokan harinya,

Si kelinci mengajak bicara si Tanuki.
“Tuan Tanuki  maukah kau membawa kayu-kayu ini ke gunung, nanti upahnya akan kuberi kau kue mochi
Si Tanuki yang sangat suka makan sangat senang dan menerima tawaran si kelinci.
Ia menggandong kayu-kayu itu dipunggungnya. Si kelinci yang berada dibelakang si Tanuki  hendak menyalakan api dengan menggunakan dua batu, “Kachi, kachi” bunyi yang dikeluarkan dari dua batu yang bergesekan.


“Eh suara “Kachi kachi itu maksudnya apa?” kata si Tanuki
“Oh itu nama Gunung ini “Gunung Kachi-kachi”kata si kelinci berbohong.
Perlahan-lahan api mulai membakar kayu-kayu yang di gendong si Tanuki.
“Sekarang terdengar suara “Buo, bou” itu suara apa yah ?” kata si Tanuki bertanya pada si Kelinci.
“Oh itu karena kita sedang ada di “Gunung Bou bou” kata si kelinci menimpali.
Kemudian kayu-kayu yang digendong oleh si Tanuki mulai mengeluarkan asap.
“Wuaaaaah” Kata si Tanuki yang kepanasan terkena api dari kayu-kayu yang ia gendong. Ia lari terbirit-birit menjauhi si kelinci.
Dikeesokan harinya si kecinci berkujung kerumah di Tanuki. Ternyata si Tanuki sedang mengerang kesakitan balasan luka bakar yang ia derita.
 “Tuan Tanuki  kau lagi sakit yah, sini aku oleskan salep  yang mujarab untukmu” kata si kelinci.
 Padahal salep yang yang hendak dioleskan oleh si kelinci ada campuran cabe merah dan wasabi*
 “Hiiiiiiiii....”Kata si Tanuki mengerang. Kemudian ia pingsan ditempat.

Setelah luka bakar yang diderita oleh si Tanuki sembuh, si kelinci kembali mengundang si Tanuki.
“Mari kita menangkap ikan dengan perahu tuan Tanuki”.
“Disini aku punya dua perahu yang satu perahu yang kecil yang terbuat dari kayu  dan satu lagi perahu besar yang terbuat dari lumpur silahkan pilih tuan Tanuki” kata si kelinci.
Si Tanuki yang rakus tentunya memilih menaiki perahu besar yang terbuat dari lumpur, agar bisa menangkap ikan yang banyak nantinya.
Si kelinci akhirnya menaiki perahu kecil yang terbuat dari kayu dan keduanya mulai memancing ketengah sungai.
Tidak beberapa lama, akhirnya perahu besar yang dinaiki oleh si Tanuki lumpurnya mulai meleleh dan menyebabkan si Tanuki  terlempar ke air.
“Uaaah, perahunya tenggelam tolong aku kelinci aku tidak bisa berenang” kata si Tanuki.
Tapi,
Si kelinci sama sekali tidak menolong si Tanuki.
“Ini adalah balasan karena kamu telah membunuh si nenek, ingat baik-baik ! “ Teriak si kelinci.
Si Tanuki terus berusaha berenang tapi ia malah tenggelam bersamaan dengan perahu yang ia naiki tadi.
END
Amanat yang bisa diambil dari cerita diatas adalah, “Perbuatan buruk pasti akan ada balasannya” seperti yang tercermin di cerita diatas dimana si Tanuki Jahat yang selalu mengacak-ngacak ladang si kakek, bahkan membunuh si nenek dibalas oleh si kelinci dengan memanfaatkan sifat rakus si Tanuki. Itu artinya apa yang kita perbuat akan kita tuai di masa depan. Karma OTW ^,^. Makanya temen-temen jangan punya sifat jelek kaya Tanuki yah.
Seperti yang udah diceritakan di dongeng sebelumnya Bunbuku Chagama, Teko Teh Pembagi KeberuntunganTanuki adalah sejenis anjing rakun. Di masyarakat Jepang sendiri hewan Tanuki ini digambarkan dengan binatang yang memiliki sifat yang nakal dan juga periang, namun sangat mudah tertipu dan linglung. Tanuki memiliki benda ajaib berupa daun yang dapat memberikannya kekuatan untuk berubah wujud menjadi sebuah sosok lain.
Segitu dulu cerita nya nantikan artikel seru lainnya see u again....

Note :
Wasabi : Sambal pedas Jepang.
Sumber : 
www.e-douwa.com



Back To Top